Sabtu, 03 Mei 2014

Batagor Sehat-Jalan Raya Tapos, Ciawi-Bogor

Batagor adalah makanan yang banyak dijumpai di Bandung maupun di Bogor bahkan Jakarta, makanan asli Jawa Barat ini memang sudah melakukan expansi ke beberapa kota di Indonesia termasuk di Jawa Timur maupun Jawa Tengah. Saya banyak menemukan batagor di kota-kota kecil di Jawa Timur dengan penampilan dan rasa yang sudah mengalami penyesuaian.
Long weekend atau liburan akhir pekan panjang yang lalu dalam rangka liburan paskah saya mengunjungi tante saya yang rumahnya terletak di sebuah desa bernama Cibedug. Letak desa ini di belakang pasar Caringin- Ciawi. Desa nya masih asri dikeliling bukit dan sawah, dan pemandangan gunung gede terlihat dengan jelas, benar benar mempesona. Sepanjang jalan raya tapos ini banyak kedai makanan. Aneka makanan ditawarkan. Saya mmemutuskan untuk mencicipi beberapa makanan yang tersedia sepanjang jalan raya tapos ini. Saya memang berharap menemukan makanan yang sedikit berbeda dengan makanan lainnya, namun juga tentu tidak keberatan mencoba makanan yang sudah umum namun berbeda. Maka saya memutuskan untuk mencoba batagor atau baso tahu goreng. Saya penggemar berat batagor karena saya memang suka makanan gurih. Saya mampir ke Kedai batagor diantar seorang teman. Saya belum pernah ke sini sebelumnya. Hari itu masih jam 10 pagi, belum ada pengunjung di kedai, karena memang baru buka. Kedai batagor ini menyediakan menu lain yaitu mie ayam yamin, dan dua jenis batagor yaitu batagor kuah dan batagor kering. Saya memesan batagor kering. Batagor kering adalah batagor dengan bumbu saus kacang dan batagor kuah adalah batagor yang diberi kkuah mirip kuah baso. Saya tertarik mencoba batagor ini karena di depan kedai terpampang tulisan tanpa vetsin, tanpa pengenyal dan tanpa pengawet, tentu rasanya akan berbeda, kebetulan saya penyuka makanan sehat dan anti vetsin, maka tentu ini pilihan pas. Saya kemudian memesan satu porsi dan dibawa pulang ke rumah tante saya.
Si abang penjual sempat menanyakan apakah batagor akan dimakan di sini atau dibawa di bawa pulang? Saya memilih dibawa pulang, karena kedai ini kecil lebih mirip kedai take away, hanya ada 1 meja besar dengan beberapa bangku, meja tersebut juga yang digunakan si pemilik untuk duduk, maka saya merasa tidak nyaman makan batagor sendirian bersama dengan bapak pemilik kedai. Setelah membayar sepuluh ribu rupiah saya kemudian bergegas menuju rumah tante.

Begitu sampai rumah tante saya yang hanya berjarak 10 menit dari kedai, saya segera menikmati batagornya, dengan terlebih dahulu menyiramkan bumbu kacang kental di atas baso tahu goreng ini. Tidak ada saus sambal kemerah-merahaan yang kadang saya rasa tidak sehat. Saya sangat puas hanya dengan bumbu kacang ini. Batagornya begitu enak, pedasnya pas, kenyalnya pas, tentu tidak ada rasa vetsin yang membuat tenggorokan terasa seperti terbakar.
Saya menyesal kenapa tidak dari dulu dulu ketika saya berkunjung ke rumah tante dan berwisata kuliner batagor ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar