Batagor
Sehat-Jalan Raya Tapos, Ciawi-Bogor
Batagor adalah makanan yang banyak dijumpai di
Bandung maupun di Bogor bahkan Jakarta, makanan asli Jawa Barat ini memang
sudah melakukan expansi ke beberapa kota di Indonesia termasuk di Jawa Timur
maupun Jawa Tengah. Saya banyak menemukan
batagor di kota-kota kecil di Jawa Timur dengan penampilan dan rasa yang sudah
mengalami penyesuaian.
Long weekend atau liburan akhir pekan panjang
yang lalu dalam rangka liburan paskah saya mengunjungi tante saya yang rumahnya
terletak di sebuah desa bernama Cibedug. Letak desa ini di belakang pasar
Caringin- Ciawi. Desa nya masih asri dikeliling bukit dan sawah,
dan pemandangan gunung gede terlihat dengan jelas, benar benar mempesona.
Sepanjang jalan raya tapos ini banyak kedai makanan. Aneka makanan ditawarkan. Saya
mmemutuskan untuk mencicipi beberapa makanan yang tersedia sepanjang jalan
raya tapos ini. Saya memang berharap menemukan makanan yang sedikit berbeda
dengan makanan lainnya, namun juga tentu tidak keberatan mencoba makanan yang
sudah umum namun berbeda. Maka saya memutuskan untuk mencoba batagor atau baso
tahu goreng. Saya penggemar berat batagor karena saya memang suka makanan
gurih. Saya mampir ke Kedai batagor diantar seorang teman. Saya belum pernah ke
sini sebelumnya. Hari itu masih jam 10 pagi, belum ada pengunjung di kedai, karena
memang baru buka. Kedai batagor ini menyediakan menu lain yaitu mie ayam yamin,
dan dua jenis batagor yaitu batagor kuah dan batagor kering. Saya memesan
batagor kering. Batagor kering adalah batagor dengan bumbu saus kacang dan
batagor kuah adalah batagor yang diberi kkuah mirip kuah baso. Saya tertarik mencoba batagor
ini karena di depan kedai terpampang tulisan tanpa vetsin, tanpa pengenyal dan
tanpa pengawet, tentu rasanya akan berbeda, kebetulan saya penyuka makanan
sehat dan anti vetsin, maka tentu ini pilihan pas. Saya kemudian memesan satu porsi dan dibawa pulang ke
rumah tante saya.
Si abang penjual sempat menanyakan apakah
batagor akan dimakan di sini atau dibawa di bawa pulang? Saya memilih dibawa
pulang, karena kedai ini kecil lebih mirip kedai take away, hanya ada 1 meja besar dengan beberapa bangku, meja
tersebut juga yang digunakan si pemilik untuk duduk, maka saya merasa tidak
nyaman makan batagor sendirian bersama dengan bapak pemilik kedai. Setelah
membayar sepuluh ribu rupiah saya kemudian bergegas menuju rumah tante.
Begitu sampai rumah tante saya yang hanya berjarak 10 menit dari kedai, saya segera menikmati batagornya, dengan terlebih dahulu menyiramkan bumbu kacang kental di atas baso tahu goreng ini. Tidak ada saus sambal kemerah-merahaan yang kadang saya rasa tidak sehat. Saya sangat puas hanya dengan bumbu kacang ini. Batagornya begitu enak, pedasnya pas, kenyalnya pas, tentu tidak ada rasa vetsin yang membuat tenggorokan terasa seperti terbakar.
Saya menyesal kenapa tidak dari dulu dulu ketika
saya berkunjung ke rumah tante dan berwisata kuliner batagor ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar