Bermalam
Minggu dengan Es Campur Bangka
Malam minggu yang lalu adik saya mengajak mencicip es campur Bangka.
Saya yang kebetulan sedang tidak malam mingguan, menyetujui karena
memang belum pernah mencicip es campur Bangka. Saya bahkan tidak terbaya ng bagaimana
rasanya dan apa bedanya dengan es campur yang lain, walau adik saya bilang
“sumpah enak banget, beda deh sama es campur lain”.
Es campur Bangka ini terletak di depan sebuah Ruko, di perumahan Taman
Royal Indah 1 di Cipondoh, Tangerang. Di perumahan ini jika malam memang
disulap menjadi tempat wisata kuliner, aneka makanan dijajakan dari mulai bubur
ayam, pempek, kebab atau aneka gorengan. Rata rata penjaja kaki lima, tetapi juga
terdapat rumah makan cepat saji yang bisa menjadi pilihan.
Malam itu kami menuju Perumahan Taman Royal yang terletak hanya sekita
10-15 menit dari rumah, tidak sampai 5 menit dari jalan utama, kami sudah
menemukan letak penjual es campur Bangka. Letaknya bersebelahan dengan penjual
kebab dan di depan Ruko penjual pakaian bayi.
Penjual es campur ini hanya menggunakan gerobak biasa dengan tulisan
sederhana di kaca gerobaknya “Es Campur Bangka 8000”. Saya sampai sana sekitar
jam 19.30 dan antrian sudah ramai, saya sempat menghitung ada 16 orang yang
menunggu dilayani, itu artinya saya nomor ke tujuh belas, saya perhatikan
pembeli masih saja terus berdatangan. Baiklah saya akan sabar menanti, dari antriannya
saya mulai mempercayai kata kata adik saya, kalau tidak enak, antriannya tidak
akan sebanyak ini. Kami memutuskan untuk tidak makan di tempat, karena kursi
yang ada sudah penuh. Di belakang gerobak disediakan satu meja besar dengan
satu bangku panjang yang cukup untuk 4-5 orang dan beberapa bangku single, jadi memang terbatas. Tibalah
giliran saya untuk dilayani, saya lihat di dalam gerobak terdapat beberapa
wadah plastik besar mirip baskom yang masing masing berisi irisan nata de coco,
kacang hijau rebus, kacang merah rebus, agar agar berwarna pink, cincau hitam dan cendol. Masing masing bahan itu dimasukkan
ke kantong plastik, lalu ditambahkan santan, dan gula cair, kemudian es serut
dalam jumlah banyak, terakhir disiram dengan susu kental manis putih dan sirup
merah. Untuk susu kental manis bisa memilih, mau susu kental manis putih atau
susu kental manis coklat. Saya tidak tahu sirup merah itu apa, saya ingin ngobrol dengan penjualnya tetapi tidak
mungkin, melihat ia hanya berdua dengan asistennya, tidak tega rasanya
mengganggu dengan pertanyaan di sela sela kesibukan tangannya meracik es campur dengan gesit.
Saya hanya sempat tanya ke asistennya bahwa si penjual memang orang Bangka asli dan telah
berjualan selama delapan bulan, hanya itu info yang saya dapat.
![]() |
Es campur pun kami bawa pulang. Sampai di rumah tentu saya tidak bisa
mengharapkan es campur dengan serutan es yang menggunung karena sudah agak
meleleh. Es campur saya tuang ke dalam mangkok dan dengan tak sabar saya mulai
menyendok dan “wow” itu komentar pertama saya, saya tetap konsentrasi minum
sampai es campur habis tak bersisa. Saya bisa merasakan kacang merah yang
begitu pulen, empuk dan manis, kacang hijau yang juga begitu empuk, ditambah
sensasi nata de coco dan bahan bahan yang lain, enak sekali, manisnya pas,
tidak membuat eneg, saya memang tidak suka makanan yang terlalu manis. Saya
berkali kali menemukan sop buah atau es campur dengan sirup kemerahan yang
sangat manis, sehingga suatu hari teman saya yang datang dari Jerman
berkomentar “ aku rasa orang Indonesia bisa terjangkit diabetes semua kalau
makanannya semanis ini”. Tetapi es campur Bangka ini tidak seperti itu,
manisnya benar benar pas, dan saya merasa masing masing bahan diolah dengan
baik, Saya sempat melihat nata de coco yang digunakannya bermerk terkenal yang
biasa saya gunakan juga, dan saya tetap takjub dan memikirkan kacang merah yang
besar besar, merekah, empuk dan manis itu, saya kira dicampur dengan coklat
atau gula, dan pertanyaan ini akan terjawab keesokan harinya.
![]() |
penampakan es campur Bangka ketika dibawa pulang, serutan es tidak lagi menggunung |
Ya keesokan harinya saya ke sana lagi dengan adik saya. Minggu malam
saya ke sana, selalu di malam hari karena es Campur Bangka ini memang bukanya
dari jam 15.00-22.00 atau sampai jam 23.00.
Malam itu gerimis turun, saya yakin sekali tidak akan ada antrian,
keyakinan saya hampir menjadi kenyataan, saya lihat antrian tidak sebanyak
malam sebelumnya, itu artinya saya akan punya kesempatan berbicang bincang
dengan pemiliknya yang sekaligus melayani pembeli langsung.
Malam itu kami bisa makan di
tempat karena kursi masih terlihat kosong.
Seperti biasa semua bahan dimasukkan ke dalam mangkok lalu disiram
dengan gula cair dan santan, lalu ditambahkan es serut yang menggunung dan
disiram dengan susu kental manis dan sirup merah, saya selalu memilih susu
kental manis putih.
Kami menikmati es campur sambil bersenda gurau dan membicarakan betapa
enak kacang merahnya. Saya betul betul penasaran dan tak sabar bertanya. Saya
lirik antrian mulai sepi, saya dekati pemiliknya dan saya tanyakan perihal
kacang merah yang begitu empuk. Si pemilik yang ternyata ramah ini pun berbagi
rahasia ia bilang bahwa kacang merah direbus selama tujuh jam untuk
menghasilkan seempuk itu, kacang merah yang dipiluh adalah kacang merah biasa
dan tidak dicampur apapun, jadi betul betul mengandalkan kesabaran dalam
merebus. Begitu pula dengan kacang hijau, ia merebus kacang hijau selama dua
jam.
Lalu saya tanyakan perihal sirup merah yang saya yakin juga turut andil
membuat es campur ini terasa begitu istimewa, ternyata sirup tersebut dibuat
dari sari pisang ambon, ia bilang bibinya yang membuat sirup merah itu, si bibi
telah membuat sirup merah selama 25 tahun. Sirup merah itu tidak memberikan
efek manis, hanya sebagai pengharum saja, manisnya es didapat dari gula cair.
![]() |
penampakan es campur Bangka siap disantap |
Malam itu saya membawa pulang satu bungkus es campur Bangka.
Saya memang tidak terlalu mengenal makanan Bangka selain martabak
Bangka yang terkenal atau es kacang merah Bangka. Mencicip es campur Bangka malam itu ternyata
membuat saya ketagihan, saya senang hanya butuh waktu sepuluh menit jika tiba
tiba saya rindu es campur Bangka ini lagi. Ternyata makanan Bangka enak enak,
sama seperti kota Bangka itu sendiri yang saya dengar begitu indah.
-April 2014-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar