Senin, 26 Oktober 2015

PULAU SEMAK DAUN-KEPULAUAN SERIBU-JAKARTA


Bagi warga Jakarta berlibur ke Kepulauan Seribu adalah pilihan berlibur murah dan tidak terlalu jauh karena secara propinsi masih di DKI Jakarta juga.
Jika bosan ke Pulau Tidung bisa mencoba ke Pulau Semak Daun.
Ini adalah pulau kecil dekat pulau Pramuka, tidak berpenghuni dan tidak ada listrik.
Jadi harus camping kalau ingin tinggal di pulau ini. Di Semak Daun disediakan toilet umum dengan sumur, jadi jika ingin buang air atau mandi harus nimba air dulu.
Kondisi toiletnya kotor dan tidak nyaman untuk mandi, karena airnya asin.
Jadi  harus siap siap tidak mandi.

Kemarin kami ke Pulau Semak Daun untuk camping, satu malam saja, Sabtu-Minggu.
Ke Pulau Semak Daun bisa ditempuh dari Dermaga Kali Adem, Muara Angke.
Rumah saya di Tangerang, saya janjian dengan teman teman ketemuan di Dermaga Kali Adem.
Maka dari rumah saya ke stasiun Poris, naik kereta menuju stasiun Kota dan dari Kota saya naik ojek ke Dermaga Kali Adem.
Saya naik Grab Bike dengan tarif hanya 15.000. Ke Dermaga Kali Adem ditempuh kira kira 30 menit.Sebenarnya stasiun Kota dan Dermaga Kali Adem hanya 15 menit, tetapi di Muara Angke cukup macet, jalanannya kecil,banyak sekali kendaran keluar masuk, bahkan bus.
Jadi, semua yang ingin menyeberang ke pulau akan berkumpul di dermaga Kali Adem, penumpang yang sudah membeli tiket tinggal memilih kapal yang akan ditumpanginya, di masing masing tiket sudah tertulis nama kapalnya.

Kami naik kapal Dolphin dengan harga tiket 47.000. Kapasitas kapal ini 300 orang dan akan membawa kami ke Pulau  Pramuka dan kemudian dari pulau Pramuka akan ganti dengan kapal yang lebih kecil untuk menyeberang ke pulau semak daun.

Penumpang bisa memilih duduk di lantai dua atau di bawah. 
Di lantai 2, tidak disediakan tempat duduk, cukup lesehan saja.
Sedangkan di bagian bawah disediakan tempat duduk, saya lihat bangkunya bervariasi.
Satu baris menggunakan bangku bus patas, satu baris menggunakan bangku pesawat.
Saya bisa lihat itu adalah bangku pesawat Lufthansa dan bangku pesawat Garuda.
Jadi berasa duduk di dalam pesawat dengan angin sepoi sepoi yang berhembus ketika kapal berjalan.

Perjalanan dari Dermaga Kali adem ke Pulau Pramuka ditempuh kira kira 2 jam.
Kami sudah memiliki guide yang telah menemani kami dari Dermaga Kali Adem.
Kapal Dolphin berangkar jam 8 pagi dari Kali Adem, jadi sekitar jam 10 kami sudah sampai Pulau Pramuka.
Istirahat 1 jam untuk makan,yang telah disediakan oleh guide. Menu makan pagi menjelang siang kami sayur asem, ikan  dan tempe goreng, sambal dan kerupuk.
Jam 11 kami naik kapal menuju pulau semak daun.
Menyeberang ke semak daun hanya 15 menit.

Di Semak Daun, sudah disediakan tenda untuk kami, tapi beberapa teman tetap membangun tenda sendiri. Kami membangun tenda yang dekat dengan pohon pohon dan pantai.
Setelah itu, jam 1 siang kami naik kapal lagi untuk snorkling.
Kami dibawa ke dekat Pulau Air untuk perkenalan alat snorkling dan pemanasan, di sini lautnya tidak terlalu dalam, setelah kira  kira 30 menit pemanasan, kapal membawa kami ke tempat yang lebih jauh dan lebih dalam untuk snorkling.
Peralatan snorkling sudah disediakan oleh guide kami.

Setelah snorkling kira kira dua jam, kami dibawa kembali ke Semak Daun.
Kami berenang lagi dan bersenang senanng, bermain dengan air sampai tiba waktu makan malam.
Makan malam dibawa oleh guide kami dari pulau pramuka.
Setelah makan malam, kami masih disuguhi ikan bakar dengan sambal kecap.
Saya sudah sangat kenyang, memilih untuk tidak menikmati ikan bakar :(

Malamnya kami tidur di tenda masing masing, beberapa teman saya lihat tidur di luar tenda.
Saya sendiri memilih tidur di hammock, yang ternyata bukan pilihan tepat.
Angin berhembus sangat kencang di malam hari, hammock bergoyang dan suhu udara sangat berlawanan dengan suhu di siang  hari, dingin sekali, saya tidak tahan dan memutuskan tidur di dalam tenda. Teman teman yang lain ternyata juga begitu.
Di dalam tenda, saya bisa merasakan tenda seperti hampir terbang karena angin yang sangat kencang.

Paginya, kami sarapan jam 7.30, makanan diantar dari pulau pramuka.
Jam 9 pagi meninggalkan Semak Daun menuju ke penangkaran ikan hiu di dekat pulau panggang, kira kira 10-5 menit  dari pulau semak daun.
Di penangkaran ikan hiu hanya sebentar, kira kira 30 menit kemudian kami menuju ke pulau pramuka lagi untuk melihat penangkaran penyu.
Guide kami agak khawatir jika tidak meninggalkan semak daun segara, bisa ketinggalan kapal menuju Jakarta yang akan  berangkat jam 11 siang dan hanya satu kali dalam sehari, yang akibatnya jika ketinggalan maka kami harus bermalam lagi.

Saya memilih untuk tidak ke penangkaran Penyu, saya memilih mandi karena badan dan rambut yang lengket, rambut  bahkan penuh pasir. Saya tidak bisa mandi di pulau semak daun, karena toilet umumnya begitu kotor, airnya juga  sangat asin, jadi saya rasa pecuma mandi di situ.
Saya mandi di home stay di tempat guide kami, kamar mandinya lebih manusiawi walau airnya agak asin sedikit. Setelah mandi, kami disediakan tahu goreng dan bakwan.

Jam 11 tepat kami menuju kapal Dolphin yang akan berlayar ke Kali Adem.
Ternyata kapal tidak berangkat jam 11 tepat  tetapi jam 12, ahh sebal juga rasanya menunggu 1 jam.
Guide tidak bilang apa apa tentang ini, saya lihat ada orang yang bertugas mencatat rombongan mana saja yang sudah masuk kapal.
Saya kira kapal berangkat satu jam terlambat karena rombongan datang terlambat.
Jadi mereka harus menunggu sampai semua rombongan masuk kapal.

Kapal menuju Jakarta bergoyang cukup hebat, ombak besar. 
Saya memilih tidur dan tidak memikirkan ombak yang besar, saya gampang mabuk jika melihat air.
Jam 15.30 kami sampai dengan selamat di dermaga Kali Adem.

Teman saya bercerita bahwa dulu untuk menyebrang ke kepualuan seribu melalui muara angke bukan dermaga kaliadem. Kondisi Muara Angke kurang manusiawi, becek dan kotor.
Begitupula kondisi kapal. Dulu tidak ada bangkunya, kapasitas 600 orang, semuanya lesehan, seperti pepes.

Saya baru pertama kali menyebrang ke kepualan seribu dari kaliadem, saya juga tidak pernah merasakan bagaimana  menyebrang dari Muara Angke, karena saya bukan penggemar pantai, dan tidak suka panas, maka berwitasa ke pulau  bukanlah pilihan saya.
Saya juga baru tahu jalanan menuju muara angke begitu kotor, becek (mirip banjir sebatas mata kaki) dengan air  berwarna hitam.
Macet sekali, karena jalanannya kecil dan begitu banyak kendaraan yang masuk, saya yakin rata rata itu kendaran  yang mau berlibur.
Mungkin macet hanya terjadi di weekend saja? saya juga tidak tahu.
Saya hanya prihatin dan miris, kok bisa ya hal ini tidak ditanggapi oleh pemerintah, musim kemarau saja kondisinya  seperti itu, bagaimana jika musim hujan?

Dengan segala kekurangan dan kelebihannya, pulau Semak Daun tetap bisa menjadi alternatif berlibur murah bagi penggemar laut dan snorkling.


26 Oktober 2015




Sabtu, 22 Agustus 2015

Hobi kursus membuat makanan benar benar membuat ketagihan.
Beberapa minggu lalu, saya ikut kursus membuat roti sehat.
Ternyata banyak sekali yang bisa dishare tentang seluk beluk roti ini.
Kita mulai dengan metode membuat roti ya.
Ada beberapa metode yaitu:
SEDIKIT MENGULEN:
mengulen kira kira 5 menit saja.
TANPA MENGULEN
Tanpa mengulen, maka adonan harus dibiarkan dulu sebelum dipanggang (kira kira 6 jam) ini cocok untuk ibu ibu yang ingin membuatkan bekal untuk anak anaknya. Malamnya bikin roti, lalu didiamkan semalam dan paginya dipanggang
METODE THANGZONG
Metode Thangzong yaitu metode yang digunakan jika tidak memiliki mixer roti yang mahal itu.
Caranya adalah dengan melakukan water roux, yaitu mencampurkan tepung terigu dan air, kemudian memasaknya dengan api kecil.
Metode ini menghasilkan roti lembut tanpa menggunakan soft softener, dan tentu lebih sehat.
HEAVY KNEAD
Mengulennya lama, bisa 45 menit atau menggunakan mesin roti.

Ini adalah foto ketika kemarin saya kursus membuat roti dengan metode sedikit mengulen. Tanpa menggunakan bahan kimia sama sekali (tanpa bread improver, bread softener dan pengawet), jadinya sehat dan fresh smile emoticon



Rasanya enak, tidak lembut sekali memang, tapi enak dan tidak ada rasa pahit (seperti roti roti yang menggunakan bahan kimia). Sampai dua hari rasanya juga masih enak.
Jika tidak dimakan, maka roti lebih baik dimasukkan dalam plastik dan diletakkan di lemari es, dan jika ingin dimakan bisa diletakkan sebentar di dalam magic jar agar lembut kembali.








EBI FURAY:

Saya ingin berbagi tips agar udang ebi furay lurus.
Tips ini didapat ketika saya mengikuti kursus membuat frozen food Ramadhan kemarin di Dapur Erdia.

Ada yang tahu rahasianya agar si udang bisa lurus?
atau malah mengira udangnya dicampur dengan tepung, dihaluskan dan ditempel buntut udang?
Saya dulu berpikir seperti itu.
Ternyata..ada trik nya agar udang ebi furay bisa lurus.
Ini caranya:
1. Udang ukuran sedang dibersihkan, buang kulit tipis bagian badan, kulit bagian buntut jangan dibuang ya.
2. Tusuk udang dengan bambu tipis panjang yang mirip tusukan sate. Pelan pelan menusuknya, ketika menusuk pegang bagian tengah udang, sambil dirasakan ya agar tusukannya tidak ke mana mana, artinya lurus menembus bagian tengah udang dari ujung kepala sampai buntut udang hehe
3. Setelah ditusuk, udang akan terlihat sudah lebih "tegak", kemudian dengan pisau kecil, lakukan penyayatan dari atas ke bawah (spiral). Penyayatannya yang rapat ya, agar badan udang bisa tegak dan ketika digoreng tidak bungkuk kembali.
Karena jika sayatan kurang rapat, seringkali terjadi udang bungkuk kembali ketika digoreng.


Selamat Mencoba 

Saya akan posting resep ebi furay sehat menyusul ya..



Pisang Jepit Keju Saus Coklat

Punya pisang di rumah dan bingung mau dibuat apa?
Saya akan berbagi resep sederhana.
Minggu lalu teman adik saya main ke rumah, tidak punya hidangan seru, yang ada hanya pisang raja dan keju lembaran.
Saya bikin saja pisang jepit keju, caranya gampang banget.

Bahan:
1. 1 pisang tanduk 
2. Keju lembaran
3. Margarine
4. Coklat Bubuk, Susu kental manis untuk saus

Caranya:
1.pisang tanduk potong jadi tiga atau empat, tergantung panjangnya pisang tanduk. Masing masing belah jadi dua.
2. Pisang kemudian dibakar diatas happy call atau teflon dengan dioles mentega/margarine
3. Setelah matang berwarna kecoklatan, angkat, kemudian selipkankan keju lembaran yg telah dipotong sesuai dengan ukuran pisang.

Untuk saus:

susu kental manis putih dimasak bersama coklat bubuk dan air.

Jadi deh pisang jepit saus coklat ala saya :)

Sabtu, 03 Mei 2014

Mie Ayam Ijo-Bogor

Liburan ke Bogor kali ini, saya memang sudah niatkan untuk berwisata kuliner. Saya akan hunting makanan yang terletak di jalan raya tapos III atau yg terkenal dengan Seseupan yang terletak di Ciawi. Saya tidak hunting di kota Bogor, karena saya pikir tentu sudah banyak yang tahu makanan apa saja yang tersaji di kota Bogor, karena rata rata pengunjung dari luar kota pasti akan banyak yang mencicipi jajanan di kota Bogor yang memang menyajikan variasi makanan yang sepertinya tidak pernah habis. Untuk menuju Jalan Raya Tapos memang agak jauh menuju dari kota Bogor, harus menempuh perjalanan sekitar satu jam.

Setelah mencoba batagor sehat tanpa vetsin, tanpa pengenyal dan tanpa pengawet, saya putuskan untuk hunting makanan sehat lain yang semuanya hanya yg ada di Jalan Raya Tapos III.
Saya menemukan rumah makan Mie Ayam Ijo atau disebut juga dengan Mie Ayam hejo dalam bahasa sunda. Saya sering melewati rumah makan ini jika berkunjung ke rumah saudara saya yang terletak hanya sekitar 10 menit dari rumah makan Mie ayam ijo ini,tetapi memang belum pernah mencoba.

Saya yang liburan ini ke sana bersama seorang teman, berniat mencicip mie ayam ijo ini.
Terletak di sebelah kanan jalan dari arah seseupan-Ciawi,dengan berpatokan pada SMU Ciawi,rumah makan ini terletak di depan SMU Ciawi. Ketika kami masuk, terlihat beberapa pengunjung yang terlihat sedang bersenda gurau dengan suara keras. Menu kemudian disodorkan oleh pemilik rumah makan yang turun tangan melayani langsung pelanggannya. Ternyata selain mie ayam ijo,ada varian mie lain yaitu mie orange, mie hitam dan mie biasa.
Mie ijo adalah mie dengan pewarna dari sayur mayur, mie orange menggunakan pewarna dari wortel dan mie hitam pewarna terbuat dari tinta cumi. Saya memesan mie ayam orange baso, dan teman saya memesan mie ayam ijo baso,per mangkoknya hanya sebelas ribu saja. Jika memesan mie ayam tanpa baso maka hanya Sembilan ribu saja.

Tidak lama, pesanan datang, disajikan dengan ditaburi ayam dipotong dadu, seperti mie ayam pada umumnya dan sayur sawi serta pangsit. Mie nya sedikit, mangkok tidak penuh seperti mie ayam biasanya. Kami langsung makan,dan enak sekali, mie ayam orange saya terasa ada sedikit rasa manis mungkin karena wortel yangg digunakan. Kami makan dengan lahap. Saya suka dengan porsi mie yg tidak menggunung di mangkok.

Kebetulan saya berbincang bincang juga dengan pemilik rumah makan ini yang saya rasa pasangan suami istri. Si istri bernama Erna dan si suami yang berpotongan rambut cepak ini berasal dari Solo dan bernama Joko Widodo, nama yang sama dengan nama mantan gubernur Solo.
Mereka lalu bercerita bahwa telah berjualan mie ayam selama dua tahun,mie dibuat sndiri dengan menggunakan konsep makanan sehat, maka mbak Erna tidak menggunakan pengenyal, pengawet dan pengembang. Itulah mengapa mie tidak menggunung di mangkok namun padat dan tetap membuat kenyang. Baso yg menemani mie pun dibuat sndiri.
Setelah makan mie, pilihan minuman juga banyak tersedia, saya memilih jus viber,yaitu jus sayur mayur dicampur buah. Jus berwarna hijau ini begitu segar, manis dan ada rasa asam. Ada campuran jeruk nipisnya begitu mbak erna menjelaskan. Ada rasa sayur yang sedikit langu namun tidak kentara, tertutup dengan jeruk nipis. Bagi saya jus sayur tentu tidak afdhol kalau tidak ada rasa sayur mayurnya sama sekali.
Kedai mie ayam ijo menurut saya sangat masuk akal untuk dijadikan pilihan berkuliner sehat, harga setiap menunya pun sangat murah.
Kedai ini buka dari jam 7 pagi diawali dengan pilihan menu  nasi uduk dan lontong sayur untuk saparan sampai jam 10.30, di atas jam 10.30 pelanggan bisa menikmati aneka mie ayam dan menu lain sampai sekita pukul 9 atau 10 malam.

-April 2014, Sofia Setyorini-


Batagor Sehat-Jalan Raya Tapos, Ciawi-Bogor

Batagor adalah makanan yang banyak dijumpai di Bandung maupun di Bogor bahkan Jakarta, makanan asli Jawa Barat ini memang sudah melakukan expansi ke beberapa kota di Indonesia termasuk di Jawa Timur maupun Jawa Tengah. Saya banyak menemukan batagor di kota-kota kecil di Jawa Timur dengan penampilan dan rasa yang sudah mengalami penyesuaian.
Long weekend atau liburan akhir pekan panjang yang lalu dalam rangka liburan paskah saya mengunjungi tante saya yang rumahnya terletak di sebuah desa bernama Cibedug. Letak desa ini di belakang pasar Caringin- Ciawi. Desa nya masih asri dikeliling bukit dan sawah, dan pemandangan gunung gede terlihat dengan jelas, benar benar mempesona. Sepanjang jalan raya tapos ini banyak kedai makanan. Aneka makanan ditawarkan. Saya mmemutuskan untuk mencicipi beberapa makanan yang tersedia sepanjang jalan raya tapos ini. Saya memang berharap menemukan makanan yang sedikit berbeda dengan makanan lainnya, namun juga tentu tidak keberatan mencoba makanan yang sudah umum namun berbeda. Maka saya memutuskan untuk mencoba batagor atau baso tahu goreng. Saya penggemar berat batagor karena saya memang suka makanan gurih. Saya mampir ke Kedai batagor diantar seorang teman. Saya belum pernah ke sini sebelumnya. Hari itu masih jam 10 pagi, belum ada pengunjung di kedai, karena memang baru buka. Kedai batagor ini menyediakan menu lain yaitu mie ayam yamin, dan dua jenis batagor yaitu batagor kuah dan batagor kering. Saya memesan batagor kering. Batagor kering adalah batagor dengan bumbu saus kacang dan batagor kuah adalah batagor yang diberi kkuah mirip kuah baso. Saya tertarik mencoba batagor ini karena di depan kedai terpampang tulisan tanpa vetsin, tanpa pengenyal dan tanpa pengawet, tentu rasanya akan berbeda, kebetulan saya penyuka makanan sehat dan anti vetsin, maka tentu ini pilihan pas. Saya kemudian memesan satu porsi dan dibawa pulang ke rumah tante saya.
Si abang penjual sempat menanyakan apakah batagor akan dimakan di sini atau dibawa di bawa pulang? Saya memilih dibawa pulang, karena kedai ini kecil lebih mirip kedai take away, hanya ada 1 meja besar dengan beberapa bangku, meja tersebut juga yang digunakan si pemilik untuk duduk, maka saya merasa tidak nyaman makan batagor sendirian bersama dengan bapak pemilik kedai. Setelah membayar sepuluh ribu rupiah saya kemudian bergegas menuju rumah tante.

Begitu sampai rumah tante saya yang hanya berjarak 10 menit dari kedai, saya segera menikmati batagornya, dengan terlebih dahulu menyiramkan bumbu kacang kental di atas baso tahu goreng ini. Tidak ada saus sambal kemerah-merahaan yang kadang saya rasa tidak sehat. Saya sangat puas hanya dengan bumbu kacang ini. Batagornya begitu enak, pedasnya pas, kenyalnya pas, tentu tidak ada rasa vetsin yang membuat tenggorokan terasa seperti terbakar.
Saya menyesal kenapa tidak dari dulu dulu ketika saya berkunjung ke rumah tante dan berwisata kuliner batagor ini.
Surabi Duren Mang Uban-Seseupan, Ciawi-Bogor.

Hari libur panjang peringatan paskah yang lalu, saya putuskan untuk mengunjungi saudara saya yang rumahnya berada di sebuah desa di Bogor. Cibedug nama desa itu, sebuah desa yg terletak tidak jauh dari Tapos, peternakan sapi keluarga Soeharto.
Sebelum sampai Cibedug, saya biasanya mampir ke sebuah kedai surabi duren yg telah menjadi langganan saya sejak 2011.
Kedai surabi duren ini terletak di Jl raya Puncak, Ciawi, Bogor,di sebuah perempatan jalan yang disebut dengan Seseupan. 
Di pojok Seseupan, di sebelah kiri jalan dari arah Ciawi inilah kedai Surabi berada. Surabi Duren Mang Uban namanya, kedainya terbuat dari bambu dengan banyak tungku di bagian depan. Kedai ini selalu ramai, benar benar tak pernah sepi pengunjung, entah weekdays atau weekend.
Dulu meja di kedai mang uban ini hanya berjumlah empat buah dilengkapi dengan empat bangku pada masing-masing meja, setahun belakangan dengan makin tak tertampungnya pembeli, Mang Uban meluaskan kedainya menjadi lebih dari sepuluh meja, menjadi sebelas meja kalau saya tidak salah hitung.

Walau judulnya surabi duren, namun kedai ini tidak hanya menyediakan surabi duren. Puluhan jenis surabi yang aslinya hanya ditemani kinca kini menjadi variasi rasa, surabi strawberry, surabi keju, surabi pisang, surabi nangka, surabi coklat, surabi kacang, surabi kismis dan lain lain. Jika memilih surabi duren, maka surabi akan ditemani dengan kinca duren kental berwarna kekuning kuningan.
Hari itu saya memilih surabi pisang keju karena kebetulan saya tidak begitu suka duren.
Tak lama Surabi datang dengan susu meleleh dan parutan keju yang tebal di sebuah piring kecil dilengkapi sendok dan garpu. Panas panas saya santap, surabi berukuran cukup mengenyangkan ini saya santap dengan lahap, begitu lezat, kenyalnya surabi bermain di lidah saya, parutan keju dan irisan pisang menambah sempurna rasa surabi yang matang dengan baik ini. Sebelum sampai ke meja saya, adonan surabi terlebih dahulu dimasak di atas tungku dengan menggunakan wajan kecil terbuat dari tanah liat, adonan surabi dimasak tanpa minyak, setelah adonan dituang ke atas wajan kecil tanah liat kemudian surabi ditutup dengan tutup yang terbuat dari tanah liat juga dan dibiarkan beberapa menit sampai surabi matang.

Bagi yg menyukai surabi dengan cita rasa asli bisa memilih surabi kinca hanya 4000 rupiah saja. Surabi pisang keju pilihan saya pun hanya 7500 rupiah, dan saya selalu makan dua surabi di kedai ini, tidak pernah bisa makan hanya satu surabi, bagi saya satu tidak pernah cukup. Surabi jenis lain juga berkisaran harga 7000-8000 dan paling mahal seharga 10.000 yaitu surabi ayam telur keju special. Mungkin sesekali saya harus  mencicip surabi ayam telur keju spesial ini. 
Selain menyediakan menu aneka surabi, Mang Uban juga menyediakan menu lain yaitu roti bakar duren yang terdiri dari varian rasa seperti roti bakar duren pisang, roti bakar duren coklat, roti bakar duren keju dan lain lain. Ada juga sop duren, yang varian rasanya bisa dipilih yaitu sop duren roti, sop duren buah, sop duren keju dan lain lain, selain itu juga menyediakan ketan duren biasa da ketan duren keju.


Kedai mang Uban buka dari siang sekitar jam satu dan tutup sekitar jam sepuluh malam.
Ke Bogor atau ke Puncak memang terasa tidak lengkap tanpa mampir ke surabi mang Uban. Begitu pas makan surabi di tengah cuaca Puncak yang selalu dingin. Saya sempat berbincang bincang dengan istri Mang Uban, menurutnya kedai surabi Mang Uban juga telah buka cabang di Perumnas Tangerang minggu lalu.
Jadi bagi yang tidak sempat ke Ciawi atau karena terlalu jauh. mungkin bisa mencoba aneka menu menggirukan yang ada di kedai Surabi Mang Uban di Tangerang.

-April 2014-